risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Jangan Abai, Ini 7 Risiko Konsumsi Makanan Pedas Saat Sahur dan Berbuka

Banyak pecinta pedas yang bertanya-tanya, apakah boleh mengonsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka? Memang tak bisa dipungkiri, makanan pedas bisa memperkaya cita rasa suatu makanan sekaligus menambah nafsu makan. Namun, ada beberapa hal yang patut Anda perhatikan untuk meminimalisir risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka.

Apa boleh mengonsumsi makanan pedas sahur dan berbuka puasa?

Sensasi pedas yang berasal dari makanan yang disantap memang bisa memperkaya cita rasa sekaligus menambah nafsu makan sebagian besar orang. Bahkan, sebuah penelitian mengungkap, kandungan capsaicin pada makanan pedas mampu meningkatkan energi pada tubuh sehingga membantu mengendalikan berat beda.

Lantas, adakah risiko konsumsi makanan pedas ketika sahur dan berbuka puasa?

Para ahli nutrisi menyarankan, sebaiknya Anda menghindari risiko konsumsi makanan pedas saat sahur maupun berbuka puasa. Hal ini disebabkan karena saluran pencernaan menjadi sangat sensitif dengan makanan pedas ketika waktu berbuka tiba. Tentu saja, sensitivitas ini memicu gangguan pencernaan sehingga puasa Anda menjadi kurang nyaman.

Kendati demikian, risiko konsumsi makanan pedas ketika sahur dan berbuka puasa antara satu orang dengan lainnya bisa saja tidak sama. Hal ini tergantung dari seberapa banyak makanan yang disantap dan tingkat sensitivitas pencernaan masing-masing.

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Bagi Anda pecinta makanan pedas pasti setuju, bahwa makanan yang mengandung cabai ini memang nikmat disantap dan mampu meningkatkan nafsu makan. Namun ketahuilah, mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan ketika berpuasa bisa memicu banyak masalah kesehatan. Beberapa risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka di antaranya:

Memicu rasa haus yang berlebihan

risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka yang pertama adalah memicu rasa haus yang berlebihan. Seperti halnya makanan asin, makanan dengan cita rasa pedas juga bisa membuat Anda merasa haus. Belum lagi, makanan pedas yang dimakan ketika sahur bisa membuat lidah Anda terasa panas. Inilah yang mendorong Anda untuk minum lebih banyak.

Bukan itu saja, kenaikan suhu tubuh sesaat setelah mengonsumsi makanan pedas pun turut meningkat. Hal ini ditandai dengan keluarnya keringat di sekujur tubuh. Alhasil, kadar air dalam tubuh berkurang dan memungkinkan Anda merasa haus terus menerus. Tentu saja, risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa ini tak ingin Anda alami, bukan?

BACA JUGA  7 Hal yang Sebaiknya Kamu Hilangin dari Kebiasaan Saat di Kafe

Jadi penyebab utama sakit perut

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka berikutnya sudah pasti adalah sakit perut atau sensasi rasa panas yang membarat di dalam perut Anda. Tentu saja, hal ini bisa terjadi jika menu makanan sahur dan berbuka yang dikonsumsi terbilang luar biasa pedas.

Pada orang-orang yang memang memiliki masalah pencernaan, seperti maag dan radang usus bisa saja kambuh karena kebiasaan menyantap makanan pedas seperti ini. Bahkan, munculnya gejala gangguan pencernaan tertentu bisa membuat aktivitas puasa Anda jadi kurang nyaman atau justru harus membatalkan puasa karena harus minum obat.

Pemicu meningkatnya risiko gastritis

risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa selanjutnya adalah gastritis. Bagi Anda yang merasa asing dengan istilah satu ini, ketahuilah bahwa gastritis merupakan kondisi peradangan pada bagian dalam dinding lambung.

Umumnya, radang lambung bisa disebabkan karena infeksi bakteri. Namun, timbulnya gejala penyakit satu ini juga bisa dipicu oleh banyak faktor. Salah satunya adalah makanan pedas sehingga menjadikan risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka ini harus benar-benar dihindari.

Pada dasarnya, kandungan capsaicin bisa memicu terjadinya iritasi pada dinding lambung jika dikonsumsi secara berlebih. Tentu saja ini hal yang wajar, mengingat perut berada dalam kondisi kosong selama seharian berpuasa.

Di samping itu, risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka ini juga bisa menyebabkan dinding lambung menipis akibat asam lambung sehingga memicu peradangan. Perlahan tapi pasti, luka pun akhirnya terbentuk di sekitar area dinding lambung dan menyebabkan timbulnya tukak lambung.

Memperparah gejala tukak lambung

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa yang tak kalah mengerikan adalah tukak lambung atau ulkus lambung. Secara garis besar, tukak lambung merupakan luka yang timbul di sekitar dinding lambung, duodenum atau bagian atas usus halus, dan juga esofagus bagian bawah.

Biasanya, risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka ini disebabkan adanya peradangan yang timbul karena bakteri H.pylori. Bukan itu saja, kondisi ini juga memicu terjadinya pengikisan jaringan akibat tingginya produksi asam lambung. Di samping itu, mengonsumsi obat anti-radang dalam jangka waktu yang panjang juga bisa jadi pemicu tukak lambung.

BACA JUGA  Kebiasaan Buruk Selama Ramadan yang Memicu Penyakit Jantung dan Diabetes

Intinya, makanan pedas bukan jadi penyebab munculnya tukak lambung. Namun, gejala tukak lambung bisa jadi salah satu risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa.

Memicu rasa nyeri dan sensasi terbakar di area perut

risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Salah satu risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka adalah rasa nyeri sekaligus sensasi terbakar di sekitar area perut. Bahkan, ada juga yang kerap merasakan sensasi terbakar hingga bagian dada. Biasanya, kondisi ini terjadi akibat reflux asam lambung atau naiknya asam lambung menuju kerongkongan.

Secara garis besar, pemicu utama reflux asam lambung berasal dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari, terutama saat perut dalam kondisi kosong setelah berpuasa sehari penuh. Bukan hanya makanan pedas, naiknya asam lambung ini juga bisa terjadi karena makanan berminyak, makanan asam, kafein, cokelat, saus tomat, dan bawang.

Penyebab iritasi pada kerongkongan

Ketika Anda menyantap makanan yang sangat pedas, maka lidah akan mengirimkan sejumlah sinyal nyeri ke otak. Kemudian, otak akan menanggapi sinyal tersebut dengan sakit perut, mual, hingga muntah. Hal ini merupakan respons normal dari perut untuk mengeluarkan apapun yang dianggap berbahaya.

Saat muntah, perut Anda akan mengeluarkan makanan yang sedang dicerna disertai asam lambung. Mengingat asal lambung adalah jenis asam yang cukup kuat, maka paparan berkali-kali pada kerongkongan bisa memicu iritasi hingga luka serius. Akibatnya, risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka ini membuat kerongkongan nyeri dan tidak nyaman.

Memicu buang air terus-menerus

risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka

Risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka yang patut Anda waspadai adalah bolak-balik toilet karena mengalami diare. Kondisi ini terjadi karena kandungan capsaicin yang berasal dari cabai ataupun lada bisa mengiritasi usus halus sehingga perut menjadi mulas. Bahkan, anus akan terasa panas terbakar.

Selain itu, capsaicin juga bisa mengaktifkan seluruh reseptor tubuh sehingga menyebabkan makanan bergerak ke dalam usus besar menjadi lebih cepat. Inilah yang membuat Anda bolak-balik ke toilet untuk buang air.

Anda pasti tahu, diare bisa membuat tubuh kehilangan cairan. Nah, ketika berpuasa, asupan cairan tubuh sudah defisit. Apabila diare terus menerus terjadi, tentu saja risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka ini memicu dehidrasi sehingga Anda tidak bisa beraktivitas secara maksimal selama berpuasa.

Itu tadi sejumlah risiko konsumsi makanan pedas saat sahur dan berbuka yang perlu Anda ketahui. Sebenarnya, makanan pedas tidak memiliki dampak buruk secara jangka panjang bagi kesehatan. Bahkan, kandungan capsaicin yang menimbulkan rasa pedas pada makanan sangat bermanfaat bagi tubuh asal dikonsumsi dalam jumlah wajar.

 

Tentang nezzumia

Check Also

tips nggak kalap saat berbuka

Tips Nggak Kalap Saat Berbuka Agar Bentuk Tubuh Tetap Ideal

Pada dasarnya, cobaan puasa yang paling besar bukan pada rasa lapar dan haus yang dirasakan, …