Baru-baru ini Apple resmi meluncurkan iPhone 17 Pro Max, yang langsung menjadi produk paling diminati di pasar global. Namun belum lama setelah perilisannya, versi tiruan perangkat ini sudah banyak beredar di berbagai platform e-commerce asal Tiongkok.
Salah satu replika tersebut bahkan dijual dengan harga sangat murah, hanya sekitar USD120 atau setara Rp1,9 juta.
Seorang kreator dari kanal YouTube Custom Adventurist mencoba memeriksa ponsel tiruan ini, dan hasilnya cukup mengejutkan. Dari segi tampilan luar, bentuknya nyaris identik dengan iPhone 17 Pro Max asli.
Kemasan, posisi kamera, hingga logo Apple ditiru dengan detail yang membuat siapa pun bisa terkecoh. Menariknya, versi palsu ini justru hadir dengan pilihan warna hitam doff yang tidak tersedia pada model resmi keluaran Apple.
Namun, semua kesan premium itu langsung hilang saat perangkat dihidupkan. Layarnya masih menggunakan teknologi LED konvensional, jauh berbeda dari panel ProMotion OLED yang digunakan Apple pada produk aslinya. Selain itu, bobot ponsel replika ini terasa jauh lebih ringan, memberikan kesan kosong dan tidak kokoh di tangan.
Fenomena ponsel tiruan yang meniru tampilan iPhone memang bukan hal baru, tetapi kini semakin sulit dibedakan dari aslinya. Banyak produk kloning beredar luas di platform belanja online seperti Temu dan Alibaba, menawarkan harga yang sangat murah.
Sayangnya, tidak sedikit pembeli yang akhirnya tertipu karena mengira produk tersebut asli dan hanya dijual dengan harga diskon.

Dari luar, tampilannya memang tampak meyakinkan—mulai dari desain bodi hingga tata letak ikon yang menyerupai iOS. Namun, begitu dinyalakan, semua kesan premium itu langsung sirna.
Sistem operasi yang digunakan bukan iOS 26, melainkan Android versi modifikasi yang dibuat semirip mungkin dengan tampilan iPhone. Ikon-ikon aplikasi hanya berfungsi sebagai hiasan semata, bahkan beberapa di antaranya hanyalah pintasan palsu yang tidak dapat digunakan.
Kinerja ponsel juga jauh dari kata memuaskan. Saat diuji, perangkat ini membutuhkan waktu lama hanya untuk membuka aplikasi sederhana seperti Pengaturan atau Galeri.
Prosesor yang terpasang diduga berasal dari chip buatan lokal dengan performa rendah, dan kapasitas RAM-nya bahkan tidak sampai 2 GB. Tak heran jika ponsel cepat panas dan lag parah saat menjalankan aplikasi media sosial atau game ringan.
Tak hanya itu, sektor kamera pun mengecewakan. Sensor yang digunakan memiliki resolusi rendah, menghasilkan gambar yang buram dan tidak tajam, terutama ketika digunakan di kondisi pencahayaan redup.

Bahkan aplikasi seperti App Store dan iMessage yang tampil di layar hanyalah versi tiruan tanpa fungsi nyata—sekadar menipu mata pengguna awam agar terlihat seperti perangkat premium.
Fenomena munculnya tiruan iPhone dengan desain menipu seperti ini memang bukan hal baru. Banyak produsen di pasar gelap berusaha meniru produk Apple demi memanfaatkan popularitasnya.
Karena itu, penting bagi pembeli untuk lebih berhati-hati dan memastikan keaslian produk sebelum memutuskan membeli, terutama jika harga yang ditawarkan terasa terlalu murah untuk ukuran sebuah iPhone.