bentuk penipuan lagi marak

Waspada! 5 Bentuk Penipuan Ini Lagi Marak Incar Kalian

Dalam era digital seperti sekarang, bentuk penipuan lagi marak dan makin sulit dikenali. Para pelaku kejahatan siber terus mencari celah untuk mengelabui korban, terutama mereka yang kurang waspada saat berselancar di internet.

Salah satu kelompok yang kerap menjadi sasaran empuk adalah kalangan mahasiswa. Dengan aktivitas online yang tinggi dan belum sepenuhnya memahami risiko dunia maya, mereka sering menjadi target utama para penipu yang kian lihai menyusun strategi.

Tak hanya metode lama, berbagai modus penipuan online kini bermunculan dalam format yang lebih halus dan sulit dicurigai. Dari penawaran kerja palsu, phishing berkedok undangan, hingga penipuan berbasis investasi bodong, semuanya bisa menjebak siapa saja yang kurang hati-hati.

Karena itulah, sangat penting bagi pengguna internet untuk terus meningkatkan literasi digital dan mengenali pola-pola penipuan yang sedang tren. Mengetahui ciri-ciri dan cara kerja penipuan dapat menjadi langkah awal untuk melindungi diri dari kerugian yang mungkin terjadi.

Berikut ini beberapa jenis penipuan online yang sering terjadi, dirangkum dari berbagai sumber terpercaya. Waspadai dan kenali ciri-cirinya agar anda tidak menjadi korban berikutnya.

5 Bentuk Penipuan Lagi Marak

Di tengah kemajuan teknologi, bentuk penipuan lagi marak melalui aplikasi pengiriman pesan seperti WhatsApp. Pelaku kejahatan siber kini menggunakan berbagai cara yang terlihat sepele namun sangat berbahaya.

Berikut ini beberapa bentuk penipuan yang lagi marak dan perlu diwaspadai agar anda tidak menjadi korban selanjutnya.

1. Modus APK Berkedok File PDF

Salah satu bentuk penipuan digital yang sedang ramai adalah menyamarkan aplikasi berbahaya (APK) dalam format palsu seolah-olah itu adalah file PDF biasa. Biasanya, penipu akan mengirimkan file dengan nama atau tampilan menyerupai dokumen penting — padahal itu adalah aplikasi yang sudah disisipi malware.

Setelah korban mengeklik dan mengizinkan pemasangan, tanpa sadar mereka memberikan akses ke data pribadi, bahkan informasi finansial seperti aplikasi m-banking atau dompet digital. Jenis penipuan ini seringkali memanfaatkan rasa penasaran atau kebutuhan informasi dari si korban.

5 bentuk penipuan lagi marak

2. Modus Foto Buram untuk Mengelabui

Bentuk penipuan lain yang kini semakin sering muncul adalah modus kirim foto blur. Penipu akan mengirimkan gambar buram dengan keterangan yang menarik perhatian, misalnya “Lihat ini penting”, atau “Cek foto ini dulu”. Saat korban mengeklik tombol lihat, biasanya mereka langsung diarahkan ke tautan atau diminta mengunduh sesuatu.

Apa yang terjadi selanjutnya? File atau aplikasi yang terunduh ternyata mengandung malware, yang bekerja diam-diam mencuri informasi seperti kontak, lokasi, hingga akun media sosial. Modus ini sangat berbahaya karena terlihat sepele namun dampaknya bisa serius.

3. Penipuan Berkedok Pegawai Pajak

Salah satu modus baru yang mencuat adalah penyamaran sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Penipu biasanya menghubungi korban melalui email atau aplikasi pesan singkat, mengaku sebagai petugas pajak, dan mengatakan bahwa korban memiliki tunggakan atau tagihan pajak yang harus segera dilunasi.

Tak jarang mereka memberikan tautan pembayaran atau nomor rekening yang tidak resmi. Banyak orang terkecoh karena pesan yang dikirim terlihat meyakinkan dan mencantumkan logo instansi. Ingat, DJP tidak pernah meminta pembayaran langsung ke rekening pribadi.

4. Aksi Quishing: Penipuan Lewat Kode QR

Salah satu bentuk penipuan lagi marak adalah melalui teknik bernama quishing, yakni gabungan dari QR code dan phishing. Modus ini memanfaatkan kebiasaan orang yang terbiasa memindai kode QR untuk berbagai keperluan seperti cek harga, donasi, atau akses menu restoran.

Saat korban memindai kode QR palsu, mereka akan diarahkan ke situs berbahaya, yang bisa mencuri data pribadi atau secara diam-diam mengunduh aplikasi jahat ke perangkat korban. QR code ini bisa dibuat dengan sangat mudah, sehingga siapa pun bisa menyebarkannya tanpa perlu keahlian teknis.

5. Trik Kartu Fisik dari Dompet Digital

Penipuan lainnya yang patut diwaspadai adalah informasi palsu mengenai kartu fisik dari layanan dompet digital. Di media sosial, beredar kabar palsu bahwa pengguna bisa menerima kartu fisik gratis dari aplikasi dompet digital tertentu.

Pelaku akan meminta data pribadi, termasuk NIK, nomor telepon, dan bahkan PIN. Dalam beberapa kasus, mereka juga meminta biaya pengiriman sebagai kedok, padahal tujuannya adalah untuk menguras saldo atau mencuri identitas korban. Padahal, sebagian besar dompet digital tidak menyediakan kartu fisik tanpa permintaan langsung dari pengguna melalui aplikasi resmi.

Di era digital, bentuk penipuan lagi marak dengan tampilan yang semakin profesional. Selalu verifikasi informasi yang Anda terima, jangan sembarangan klik tautan, dan hindari memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak bisa dipastikan keasliannya.

Laporkan segala bentuk penipuan ke pihak berwajib agar masyarakat lain tidak menjadi korban berikutnya.