Ini Sebab Jepang Ketar-Ketir Saat Semeru Erupsi

Selang tak lama usai Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi dan memuntahkan awan panas, badan meteorologi Jepang dengan sigap langsung memberi peringatan akan potensi timbulnya tsunami.

Mengutip Detik Inet dari Kyodo News, badan meteorologi Jepang, Japan Meteorological Agency (JMA), memberikan penjelasan adanya kemungkinan potensi tsunami akibat letusan gunung yang ada di Indonesia tersebut. Hanya saja untuk ketinggian gelombangnya tidak diketahui.

JMA memperingatkan bahwa tsunami bisa saja tiba di pulau Miyako dan Yaeyama di prefektur selatan Okinawa sekitar pukul 14.30, pada Minggu (4/12/2022) waktu setempat.

Okinawa merupakan prefektur di Jepang bagian paling selatan, yang terdiri dari ratusan pulau dimana disebut Kepulauan Ryukyu dan membentuk rantai kepulauan dengan panjang melebihi 1.000 km.

Lantas, sedahsyat itukah letusan Gunung Semeru hingga kemungkinan berpotensi tsunami ke negara lain seperti Jepang?

“Jepang adalah negara yang sangat hati-hati dan waspada terhadap bencana. Mereka pernah punya pengalaman tsunami yang tidak terantisipasi dengan baik di tahun 1983. Sejak itu mereka terus belajar dan mempersiapkan mitigasi sebaik mungkin,” ucap Pakar Vulkanologi ITB Dr. Eng. yakni Mirzam Abdurrachman, saat dihubungi pada Senin (5/12/2022).

Disamping karena pengalaman itu, juga dikeluarkan peringatan tsunami yang tentunya dengan adanya pertimbangan banyak hal. Salah satunya yakni bisa belajar dari kejadian letusan besar gunung berapi bawah laut Hunga Tonga di kepulauan Pasifik Selatan pada 15 Januari 2022.

Letusan ini mengakibatkan kerusakan parah dan tsunami hingga setinggi 1,2 meter. Bahkan, akibat letusan itu memicu tsunami di Jepang hingga ke Amerika Serikat.

“Saat Hunga Tonga (meletus) itu tsunaminya ke mana-mana, memicu peringatan tsunami di seluruh Pasifik. Jepang mewaspadai potensi tsunami karena ada gunung berapi di Pasifik yang bersebelahan dengan Jepang, yakni gunung Hunga Tonga. Mereka mengantisipasi dengan segera mengeluarkan peringatan dini,” terangnya.

Kendati demikian, menurut Mirzam sangat kecil kemungkinanya untuk Gunung Semeru menimbulkan tsunami sampai ke lautan. Mengingat Semeru merupakan gunung berapi yang letaknya ada di darat.

BACA JUGA  Tren Unboxing Pengantin saat Malam Pertama, Tuai Kecaman di Sosial Media!

Kata Mirzan, tsunami bisa terjadi apabila gunung meletus berada dibawah laut seperti halnya gunung Hunga Tonga dan Krakatau, atau bisa juga gunung yang letaknya cukup dekat dengan pantai.

“Tsunami terjadi kalau ada kesetimbangan volume yang terganggu, salah satunya bisa karena material gunung api yang masuk laut. Kecuali letusan Semeru besar sekali hingga mencapai garis pantai maka bisa terjadi tsunami. Namun secara teoritikal sulit karena posisi (Semeru) di darat dan jauh dari garis pantai,” pungkasnya.

Penjelasan ini pun terjawab sudah, karena pada Minggu (4/12/2022) sore, dan di hari yang sama JMA telah mencabut peringatan adanya potensi tsunami. JMA kemudian menyampaikan tidak ada dampak tsunami dari erupsi Gunung Semeru di Indonesia.