Donasi Kakek Kasnandi, Demi Sesuap Nasi Rela Mencari Rumput Puluhan Kilo

Usianya sudah renta, kehidupannya jauh dari kata cukup. Begitulah penggalan kisah pelik yang pantas untuk kakek Kasandi.

“Kadang beras 10rb seminggu nggak cukup, biasanya Kakek cuma minum air putih yang banyak sampai kenyang. Kadang juga kakek kelaparan sampai perutnya sakit..” ujar si kakek Kasnandi.

Di usianya yang sudah 72 tahun, harusnya ia beristirahat dirumah menikmati masa-masa tuanya penuh bahagia. Namun sayang, semangatnya tak pernah pudar karena keterpaksaan hidup. Takdir memang tak bisa ditebak, semalang itulah kisahnya.

Kakek Kasnandi masih saja mencari nafkah, membanting tulang untuk sesuap nasi. Tubuhnya yang bungkuk dan gemetar seolah “Kode” jika tenaganya sudah tak lagi sempurna. Sehari-harinya hanya mencari rumput yang dijualnya agar bisa membeli beras.

Secangkir kopi pun tak menyambutnya di pagi hari, ia memulai bekerja hanya berbekal topi caping yang terbuat dari anyaman bambu. Hanya itulah teman yang setiap menemani kakek mencari rumput. Ia berangkat dengan sepeda tuanya.

Rumput yang lebat dianggapnya sebagai berkah. Karena disanalah ia bisa menimba rupiah yang jumlahnya tidak besar. Rumput yang didapatnya itu akan dijual kepada orang yang mempunyai ternak.

Seperti yang harus kita semua tahu, pekerjaan yang nampaknya spele ini cukup beresiko. Bagaimana tidak, kakek tak mungkin menolak untuk mencari sekalipun pada tempat yang cukup rimbun.

Dalam kerimbunan tentu banyak saja hewan-hewan bahaya yang ditemui seperti ular, semut, kalajengking, pecahan kaca dan paku sekalipun.

Bahkan, tak jarang kakek Kasnandi terluka akibatnya. Kakek Kasnandi juga pernah di sengat kalajengking akibat mengambil rumput persawahan. Akibatnya, sempat ia mengalami demam hingga berhari-hari.

Sesak adalah kondisi yang sering di alami. Parahnya, ia pernah sakit perut karena saking laparnya. Hampir setiap hari ia menahan sakit dan lapar karena tidak mempunyai uang.

Untuk mencukup-cukupkan uang yang ada, kakek dalam sehari hanya makan sekali saja. Biasanya ia makan pada jam 3 sore dengan tujuan, karena pukul tersebut adalah waktu pertengahan antara siang dan malam. Sehingga ia tak merasa kelaparan yang teramat sangat ketika malamnya.

BACA JUGA  TikTok Akhirnya Hapus Video Nenek Mandi Lumpur, Sedih atau Syukur?

#PejuangKebaikan, ulurkan tangan kita untuk merangkul Kakek Kasnandi yang di usia rentanya berjuang demi sesuap nasi. Di luar sana, masih banyak yang bernasib sama menanti kerendahan hati kita untuk ikhlas memberikan bantuan.

Bagi anda yang berminat untuk memberikan donasi, berikut link yang bisa di klik.

Donasi Kakek Kasnandi