Microsoft baru-baru ini menutup celah kemanan yang memungkinkan pengguna komputer atau laptop lawas untuk menginstal Windows 11, meskipun perangkat mereka tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan.
Sebelumnya, pengguna PC dan laptop yang tidak kompatibel secara teori dapat menggunakan trik tertentu untuk melewati pemeriksaan perangkat keras dan tetap mengunduh sistem operasi Windows 11.
Namun, dengan pembaruan terbaru, Microsoft telah memperbaiki kelemahan ini, sehingga trik tersebut tidak lagi dapat digunakan untuk mengakali instalasi Windows 11 pada perangkat lama.
Penemuan ini diungkapkan oleh seorang anggota Windows Insider Program bernama Bob Pony melalui media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Dalam postingannya, Bob Pony menyebutkan bahwa Windows 11 Insider build 27686 telah diperbarui dengan menutup celah yang memungkinkan bypass pemeriksaan perangkat keras.
Windows Insider Program sendiri adalah program di mana pengguna dapat menguji versi beta dari Windows dan memberikan masukan sebelum versi tersebut dirilis ke publik.
Untuk pengguna yang ingin menghindari pemeriksaan hardware saat menginstal Windows 11, ada trik khusus yang bisa dilakukan, yakni dengan menambahkan perintah “/product server” ke dalam file instalasi.
The recently released Windows 11 Insider Build 27686 (Dilithium) has patched the “setup.exe /product server” workaround for bypassing the system requirements check. 😢 pic.twitter.com/G9Q1v3O1uU
— Bob Pony (@TheBobPony) August 15, 2024
Dengan menggunakan perintah ini, komputer akan diperlakukan sebagai server dan bisa melewati pemeriksaan perangkat keras.
Namun, dalam uji coba yang dilakukan oleh Bob Pony pada versi terbaru Windows 11 Insider, trik tersebut gagal. Komputer yang digunakan tidak berhasil melewati pemeriksaan hardware karena tidak memiliki TPM 2.0, yang merupakan salah satu persyaratan utama untuk menjalankan Windows 11.
TPM 2.0, atau Trusted Platform Module 2.0, adalah sebuah chip yang terintegrasi dalam perangkat PC untuk melindungi data melalui enkripsi. Microsoft mewajibkan penggunaan TPM 2.0 untuk semua komputer yang akan menjalankan Windows 11, terutama pada perangkat yang dirilis setelah tahun 2016.
Meski trik ini masih berfungsi di versi Windows 11 24H2, Bob Pony menyarankan agar pengguna berhati-hati karena metode bypass ini mungkin tidak berlaku untuk semua versi Windows, terutama yang berbasis Windows Insider.
Microsoft Pernah Blokir Trik Serupa
Microsoft telah mengambil langkah untuk memblokir trik yang memungkinkan pengguna melewati persyaratan tertentu saat menginstal Windows 11 sebelumnya.
Salah satu contohnya terjadi pada Juni lalu, di mana Microsoft mengatasi celah yang memungkinkan pengguna membuat akun lokal tanpa menggunakan e-mail saat instalasi. Sebagai gantinya, pengguna kini diwajibkan membuat akun Microsoft untuk dapat mengunduh Windows 11.
Meski begitu, beberapa pengguna lebih memilih menggunakan akun lokal karena dianggap memberikan kontrol yang lebih besar terhadap data pribadi mereka dan menawarkan tingkat privasi yang lebih tinggi.
Namun, memilih untuk tidak menggunakan akun Microsoft berarti kehilangan akses ke sejumlah fungsi penting, seperti pencadangan akun dan fitur eksklusif untuk aplikasi tertentu, termasuk Microsoft Copilot.
Langkah Microsoft dalam memblokir trik bypass ini bisa dipahami, mengingat persyaratan spesifikasi dalam instalasi Windows 11 dibuat dengan alasan yang jelas, yakni untuk memastikan pengalaman pengguna yang optimal dan aman.
Jika pengguna mencoba melakukan trik bypass yang membuat komputernya diidentifikasi sebagai server, mereka tidak akan menerima pembaruan fitur di Windows 11.
Selain itu, menginstal Windows 11 pada perangkat yang tidak kompatibel bisa menyebabkan ketidakstabilan, karena sistem mungkin tidak dapat berfungsi dengan baik.
Komputer dengan spesifikasi rendah mungkin mengalami kesulitan saat menjalankan Windows 11, seperti kinerja yang lambat atau lag.
Oleh karena itu, disarankan agar pengguna tetap menggunakan Windows 10 dan tidak memaksakan diri untuk beralih ke Windows 11 jika perangkat mereka tidak mendukungnya.
Namun, ketika dukungan untuk Windows 10 berakhir pada Oktober 2025, pengguna perlu meng-upgrade PC mereka atau membayar biaya sebesar 61 dollar AS (sekitar Rp 943.569) per tahun untuk membeli Extended Security Updates (ESU), yang merupakan layanan pembaruan keamanan yang diperpanjang untuk Windows 10.
Perlu diingat bahwa ESU hanya tersedia untuk organisasi komersial dan institusi pendidikan, dan biayanya akan meningkat setiap tahun hingga tiga tahun.
Pada tahun kedua, biaya ESU akan naik menjadi 122 dollar AS (sekitar Rp 1,8 juta), dan pada tahun ketiga akan mencapai 244 dollar AS (sekitar Rp 3,7 juta), seperti dikutip dari laman PCWorld.