iPhone Air merupakan perangkat keluaran terbaru dari Apple yang dirilis pada tahun ini. Meskipun sebagai perangkat terbaru, namun ternyata soal harga bekas dari ponsel ini cukup menyedihkan.
Dikutip dari laman Kompastekno yang mendapatkan laporan terbaru SellCell, penurunan nilai iPhone Air dalam kurun waktu 10 pekan terakhir disebut sebagai yang paling drastis dibanding model iPhone mana pun sejak 2022. Temuan ini muncul setelah mereka membandingkan harga tukar tambah dari puluhan perusahaan pembeli perangkat bekas di Amerika Serikat.
Penurunan harga yang paling besar terlihat pada varian 1 TB. Dari harga awal sekitar 1.399 dollar AS (sekitar Rp 23,3 juta), nilai jual kembalinya merosot hingga menyisakan sekitar 668 dollar AS (sekitar Rp 11,1 juta). Artinya, hampir separuh nilai perangkat hilang hanya dalam beberapa minggu.
Sementara itu, varian 512 GB juga tidak jauh berbeda. Model ini awalnya dijual seharga 1.199 dollar AS (sekitar Rp 20 juta), namun harga bekasnya kini berada di kisaran 660 dollar AS (sekitar Rp 11 juta). Penurunan sekitar 45 persen ini menjadikan varian tersebut salah satu yang paling terpukul di lini iPhone 17.
Untuk model 256 GB, depresiasinya pun tetap signifikan. Dengan harga baru sekitar 999 dollar AS (sekitar Rp 16,6 juta), harga jual kembalinya turun sekitar 40,3 persen menjadi kurang lebih 596 dollar AS (sekitar Rp 9,9 juta). Angka ini menunjukkan bahwa bahkan kapasitas terendah pun tetap mengalami penyusutan nilai yang cukup dalam.

Secara keseluruhan, iPhone Air tercatat sebagai model dengan penurunan nilai paling tajam di antara seluruh jajaran iPhone 17. Laporan ini menegaskan bahwa meskipun perangkat tersebut menjadi bagian dari seri terbaru Apple, daya tahannya terhadap depresiasi tidak sebaik model lainnya.
SellCell menyebutkan bahwa kisaran penurunan 40,3 persen hingga 47,7 persen ini menjadi catatan paling memprihatinkan untuk sebuah iPhone dalam beberapa tahun terakhir.
SellCell menjelaskan bahwa performa harga jual kembali iPhone 17 series masih sesuai ekspektasi, berbeda dengan iPhone Air yang justru anjlok cukup dalam. Dalam laporannya, mereka menyebutkan bahwa selama periode 10 minggu, terlihat jelas perbedaan nilai depresiasi antara kedua lini tersebut.
Salah satu penyebab iPhone Air mengalami penurunan harga signifikan adalah munculnya keraguan terkait ketahanan perangkat, ditambah biaya perbaikan yang dianggap cukup berat. Lambatnya penjualan serta kekhawatiran soal ketersediaan suku cadang juga memperburuk nilai jual kembali perangkat berdesain ultra-tipis itu.
Jika dibandingkan dengan iPhone generasi sebelumnya, penyusutan harga iPhone Air terlihat jauh lebih tajam. Sementara iPhone 17 series rata-rata hanya turun sekitar 34,6 persen dalam 10 pekan, iPhone Air merosot lebih ekstrem.
Secara lebih rinci, iPhone 17 Pro Max 256 GB hanya turun sekitar 26,1 persen dari harga awalnya, sedangkan iPhone 17 256 GB mengalami penurunan sekitar 33 persen sejak pertama dirilis. Angka-angka ini memperlihatkan bahwa seri iPhone 17 masih memiliki kestabilan harga yang lebih baik.
Di sisi lain, produk-produk iPhone 16 juga menunjukkan tren penyusutan harga cukup besar. Dalam rentang waktu yang sama, iPhone 16 128 GB tercatat turun hingga 44,2 persen, sementara iPhone 16 Plus 128 GB mengalami penurunan sekitar 41,6 persen. Dua model ini turut menjadi pembanding yang menggambarkan perubahan nilai di pasar.








