Kerap Dijuluki ‘Kutu Loncat’, Ini Penjelasan Tentang Lingkungan Kerja Seperti Apa yang Ideal Bagi Gen Z

Membahas soal lingkungan kerja memang tak pernah ada habisnya. Selalu ada dan ada saja masalah demi masalah yang bikin kehilangan rasa nyaman seseorang.

Soal pekerjaannya sendiri, rasanya tidak ada masalah karena secara umum setiap profesi atau divisi dalam suatu perusahaan memegang jobdesk masing-masing. Permasalahannya adalah, orang-orang dalam lingkungan kerja itu sendiri. Disanalah kita di hadapkan dengan berbagai macam karakter yang unik dan berbeda-beda termasuk kita.

Ada seseorang yang kerjanya hanya mencari muka, mencari kesalahan orang lain, memanfaatkan orang lain dan lain sebagainya.

Nah, bicara tentang pekerjaan itu sendiri Generasi Z atau Gen Z seperti saat ini tumbuh di era internet atau digital. Hal itu membuat mereka memiliki kesadaran terhadap berbagai isu, terutama mengenai pekerjaan. Mereka juga tak akan ragu dalam menyuarakan keresahan sampai menuntut adanya perubahan dalam lingkuo kerja, bahkan berbicara fasih mengenai burnout, kesejahteraan buruh, atau bahkan lingkungan kerja yang toxic.

Sebagai angkatan kerja paling muda, Gen Z terbilang masih ‘minim’ pengalaman apabila dibandingkan dengan generasi pendahulu yang sudah bekerja lebih lama. Tak heran, sedikit banyak munculah asumsi-asumsi negatif terhadap Gen Z yang kerap dicap sebagai pekerja yang manja, ‘lembek’, hingga disebut ‘job-hopping-generation’ atau parahnya lagi ‘kutu loncat’ yang tak bisa bertahan lama di sebuah perusahaan.

Memang sih, jika di amati sekarang ini tak sedikit yang menjadikan pekerjaan mereka sebagai ‘batu loncatan’ sampai mereka menemukan lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginannya.

Lantas, sebenarnya lingkungan kerja seperti apa yang ideal bagi Gen Z?

Kerja yang Ideal dan Layak

Jika di amati dari pengalaman beberapa orang, ada kalanya seorang bos atau struktur management memang memberikan kinerja yang tidak ideal untuk karyawan lain. Tapi ada juga dimana pekerjaan sudah ideal namun karyawan merasa kurang beryukur.

Dalam konteks ini seharusnya memang dalam suatu lingkup kerja harus dengan cara seimbang dan penuh kesadaran akan tanggung jawab dan hak. Terlepas dari itu, persoalan masalah pertemanan atau perseteruan dalam dunia kerja adalah hal biasa, bukan momen baru.

Namun yang pasti, tetap profesional adalah kunci utama. Bersikap biasa dan tenang dalam dunia kerja. Sebagi salah satu contoh pada poin pertama ini, seorang pekerja dari Gen Z yang bernama Citra berusia 24 tahun. Ia menjelaskan 3 hal utama yang menjadi pertimbangannya dalam memilih tempat kerja yang diantaranya yaitu seberapa banyak ia bisa belajar di tempat tersebut, besaran gaji yang diberikan, serta sistem manajerial yang baik.

Sementara untuk poin ketiga, Citra yang bekerja sebagai Researcher itu mematoknya sebagai pertimbangan setelah ia mempunyai pengalaman kurang baik di tempat kerjanya yang terdahulu.

Pada saat itu ia mengalami beberapa permasalahan yang mulai muncul seperti gaji yang underpaid, minimnya ruang berdiskusi dan bernegosiasi, sampai dengan pemimpin yang kerap melakukan micro-management.

“Misal kamu udah dapat gaji gede, tapi tanpa dua hal lain itu [sistem manajerial yang baik dan ketersediaan wadah untuk belajar, menurutku susah juga untuk menghidupi kehidupan sehari-hari. Bisa-bisa rasanya tertekan terus dan akhirnya jadi beban lagi,” kata Citra.

BACA JUGA  5 Aplikasi Background Idul Fitri Paling Keren

Setiap orang tentu mempunyai masalah kerja berbeda-beda, begitupun kisah Cita tersebut dimana lain halnya dengan Dita yang bekerja sebagai Account Executive. Dita berusia 23 tahun yang turut memberi pandangan seperti apa lingkungan kerja yang ideal bagi Gen Z. Menurutnya, tak ada lingkungan kerja yang 100% ideal, akan tetapi lingkungan kerja yang ‘sehat’. Lingkungan kerja yang sehat baginya adalah bagaimana manajemen perusahaan memperlakukan karyawannya secara mental maupun fisik.

Disamping itu dengan adanya rekan kerja yang suportif serta office politics yang rendah juga bisa menandakan sebagai lingkungan kerja yang sehat.

Apa yang Biasanya Generasi Milenial dan Gen Z Inginkan di Tempat Kerja?

Perbedaan akan cara pandang serta tantangan yang berbeda bagi tiap generasi, membuat perspektif dan kultur ikut berbeda. Milenial dan Gen Z baru masuk ke dalam dunia kerja, yang berarti adanya generasi ini membuat sistem baru dengan sifat dan keterampilan yang miliki, dengan perbedaan itu terdapat juga harapan dari pekerja generasi Milenial dan Gen Z untuk perusahaan tempat mereka bekerja, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Gen Z dan Milenial Menginginkan Seorang Atasan yang Care Terhadap Kesejahteraan (well-being)

Tak di pungkiri banyak Millenial dan Gen Z lebih memilih perusahaan yang mengedepankan kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan yang dimaksud yakni kesejahteraan mental maupun fisik. Apabila orang-orang di organisasi kamu tidak sehat, secara fisik dan emosional maka hal itu akan berdampak pada organisasi yang juga tidak sehat.

Sikap organisasi terhadap kesejahteraan karyawan sudah lama menjadi faktor utama dan penting sekali dimana orang ingin bekerja dan bagaimana perasaan mereka tentang atasan mereka saat ini. Sehingga Generasi Milenial dan Gen Z lebih mementingkan kesehatan mental mereka terhadap pekerjaannya.

  1. Gen Z dan Milenial Membutuhkan Pemimpin yang Beretika

Banyak Generasi Milenial dan gen Z lebih mengutamakan perusahaan yang memiliki pemimpin beretika, maksudnya adalah yang tidak seenaknya sendiri terhadap karyawan. Perlu diketahui, terdapat cukup banyak masalah yang lebih dalam di dalam tim yang berisi Gen Z dan Milenial, diantaranya yakni nilai kepercayaan dari tim.

Ketika semua anggota tim saling menaruh kepercayaan, maka semuanya bekerja lebih baik. Dengan mempercayai satu sama lain dengan rekan kerja, maka pekerjaan akan terasa lebih berkualitas dan tidak terbebani. Maka disini kuncinya adalah setiap orang dari tiap generasi ini harus saling percaya satu sama lainnya.

  1. Generasi Milenial dan Gen Z lebih menginginkan pemimpin yang terbuka dan transparan.

Keinginan Generasi Milenial dan Gen Z cukup unik, mereka menginginkan pemimpin yang terbuka dan transparan. Mereka juga menerima pesan yang beragam terkait ekonomi yang kuat secara fundamental.  Akibatnya, Generasi Milenial yang berusia 30-an akan mungkin memiliki lebih banyak pendekatan lebih dalam memverifikasi sesuatu terlebih dahulu sebelum mempercayai sesuatu apalagi terhadap kepositifan perusahaan.

Apabila kamu mempunyai banyak Generasi Milenial di organisasimu, mereka mungkin akan lebih banyak menginginkan fakta, data, serta validasi pihak ketiga untuk merasa percaya diri dengan kepemimpinan di dalam suatu perusahaan.

  1. Gen Z dan Gen Milenial Menginginkan Pemimpin yang Mendukung Tempat Kerja beragam dan Inklusif

Dibandingkan dengan sebelumnya, Generasi muda saat ini tumbuh di dunia yang jauh lebih beragam. Mereka menuntut rasa hormat serta kesetaraan dan keadilan. Bahkan mereka sampai memberikan suara dengan pilihan konsumen dan pekerjaan mereka.

Rata-rata kaum muda sekarang ini ingin dihargai atas kontribusi unik serta komunikasi yang jujur. Rasa hormat dan pengakuan penting dari segala arah yaitu dari manager, rekan kerja, kebijakan, sistem, dan sistem pemimpin.

BACA JUGA  Wow, Ternyata 5 Makanan Ini Bikin Ingatan Lebih Tajam Loh!

Disamping itu generasi muda berharap untuk dilatih dan dikembangkan di tempat kerja mereka.

Seorang Analisis Gallup menunjukkan bahwa Generasi Milenial saat ini lebih mungkin daripada generasi sebelumnya untuk mengatakan bahwa peluang pengembangan serta “kualitas manajer” sangat penting dalam pekerjaan baru.

Sedangkan seorang karyawan muda menginginkan seorang manajer yang peduli terhadap mereka sebagai pribadi dan yang secara aktif terlibat dalam pertumbuhan karier.

Bagaimana dan Seperti Apa Millenial dan Gen Z Mampu Merubah Lingkungan Kerja di Masa Depan?

Pada saat generasi Milenial dan Gen Z memasuki Dunia Kerja, mereka cenderung memiliki kemampuan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Gen Z sendiri akan membawa harapan, perilaku, dan preferensi baru ke tempat kerja.

Jadi apa perubahan yang akan dilakukan oleh karyawan Gen Z, berikut penjelasannya.

  1. Kesenjangan Generasi yang Lebih Luas

Masuknya Generasi Z di lingkup kerja akan meningkatkan kompleksitas pengelolaan dan pekerjaan lintas generasi. Dalam hal ini terutama juga mengingat lebih dari 75 persen pekerja mengidentifikasi “mengelola tim multigenerasi” dan “ekspektasi kerja yang berbeda lintas generasi” sebagai tantangan.

Prioritas organisasi haruslah pelatihan generasi untuk memastikan kesenjangan generasi di tempat kerja agar tak terus meluas dan mengakibatkan kolaborasi, komunikasi, keterlibatan, dan lainnya yang buruk.

  1. Meningkatnya Work-Life Balance

Tak sedikit keluhan anak muda masa kini yang lebih cepat merasa bosan, lelah dan tidak nyaman terus menerus di lingkup kerjanya. Hal ini meningkat 7 persen dibandingkan generasi yang lebih tua. Khususnya, 7 dari 10 Milenial mengalami kelelahan di tempat kerja.

Dengan kasus inilah tercetuslah cara untuk menyeimbangkan hal itu agar dapat membantu Generasi Z mencapai keseimbangan pekerjaan dan kehidupan hal ini atau yang disebut sebagai Work-Life Balance.

  1. Perpaduan ‘High-touch’ dan ‘High-tech’

Bahkan telah lebih dari 90 persen Generasi Z lebih menyukai hubungan manusia dalam tim mereka, baik bekerja semata-mata dengan rekan kerja yang inovatif atau dengan rekan kerja dan teknologi baru.

Meskipun dikatakan, bahwa Generasi Z adalah generasi full digital, tetapi mereka menginginkan hubungan manusia dalam pekerjaan mereka. Faktanya, 72 persen Generasi Z ingin sekali terlibat atau berkomunikasi tatap muka di tempat kerja. Lalu dua faktor terpenting bagi Generasi Z di tempat kerja yakni “kepemimpinan yang mendukung” serta “hubungan positif di tempat kerja”.

Bagi dan untuk Generasi Z, teknologi adalah suatu kewajiban, tetapi itu pun tidak cukup. Namun dengan memberikan fasilitas teknologi yang diharapkan serta memberikan hubungan yang baik dan positif bagi pengembangan diri merupakan hal yang sangat diinginkan oleh Generasi tersebut.

Dengan hal itu, maka generasi Milenial dan Gen Z akan terus dapat berkontribusi aktif dan produktif dalam pekerjaan mereka. Bukankah ini juga lebih baik bagi perusahaan?

Beberapa Hal yang Diminati Gen Z untuk Bekerja di Perusahaan

  1. Lingkungan Kerja dengan Pemikiran Terbuka

Tumbuh besar di tengah perkembangan teknologi dan informasi seperti sekarang ini membuat Gen Z memiliki kemudahan dalam mengakses informasi dari seluruh dunia melalui media internet.

Tapi justru disinilah yang membuat karyawan Gen Z mempunyai wawasan lebih luas dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Wawasan yang luas tersebut akan mendorong Gen Z menjadi generasi yang mempunyai pikiran terbuka dan mudah mengekspresikan pemikirannya.

Alhasil, dengan pemikiran yang terbuka inilah membuat Gen Z mampu menyelesaikan permasalahan dengan cara out of the box. Oleh sebabnya, perusahaan perlu memberi keleluasaan bagi karyawan Gen Z untuk mengekspresikan pemikiran dan pendapatnya.

  1. Sediakan Kesempatan untuk Pengembangan Diri

Kesempatan untuk mengembangkan diri rupanya menjadi salah satu hal yang diminati oleh karyawan Gen Z. Tumbuh Bersama teknologi membuat generasi ini selalu penasaran terhadap hal-hal dan informasi baru. Maka tak heran jika generasi ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan selalu memiliki motivasi untuk terus mengembangkan diri.